TAKALAR, SWUARAINDONESIA.COM – Bupati Takalar Firdaus Dg. Manye terus menata pembangunan, bukan dibalik ruangan yang dingin tetapi justrut memberikan solusi konkret berpondasi data ril dilapangan
Firdaus Daeng Manye, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa fondasi pembangunan Kabupaten Takalar harus dimulai dari desa.
“Kalau mau bangun Takalar, jangan mulai dari atas tetapi mulailah dari desa,” ucapnya
Dipertegas bahwa Takalar adalah wilayah yang sangat beragam, bukan monolit. Ada desa pulau, pesisir, dan dataran tinggi, masing-masing memiliki potensi serta tantangannya sendiri. Kita dapat lihat dari data BPS yang menunjukkan bahwa banyak desa memiliki akses langsung ke laut. “Kita jangan samakan semua desa,” ungkapnya.
Desa pulau bergulat dengan persoalan air bersih, listrik, serta digitalisasi, desa pesisir punya kekuatan pada rumput laut dan nelayan patorani tetapi butuh akses pasar, sementara desa di dataran tinggi fokus pada irigasi, harga komoditas, dan input pertanian. Setiap desa, analoginya seperti “skill tree” memiliki jalur dan prioritas pengembangannya sendiri-sendiri.
Firdaus Dg, Manye memberikan pandangannya bahwa desa pulau berpotensi menjadi pusat wisata bahari digital, desa pesisir dapat bertransformasi menjadi hub ekspor rumput laut, dan desa pertanian dapat menjadi lumbung pangan modern dengan harga yang adil.
Ini sebuah pesan yang strategis dimana Kabupaten Takalar terdiri dari 86 desa dan 24 kelurahan yang tersebar di 12 kecamatan, dan setiap desa kita harus menjadikan basis utama pembangunan. tegasnya
“Salah satu prioritas adalah digitalisasi yang ia sebut sebagai kebutuhan, bukan sekadar gaya. Desa yang offline akan kehilangan momentum,” ujarnya.
Melalui digitalisasi pelayanan publik dengan berbasis smartphone, nelayan dapat menjual hasil tangkapan langsung, petani memantau harga real-time, dan anak-anak di pulau terpencil dapat mengakses pendidikan tanpa harus pergi ke kota. tegasnya
Kunjungan kerja Daeng Manye bukan sekadar kunjungan kerja biasa tetapi lebih kepada memberi kuliah lapangan tentang pembangunan nyata. Narasinya yang kuat secara data dan analitis, dibalut dengan bahasa yang menginspirasi semua yang hadir, mampu menyampaikan kompleksitas pembangunan dengan cara yang mudah dicerna dan memotivasi lintas generasi.
Firdaus Daeng Manye, desa bukanlah tempat persinggahan, melainkan satu titik awal masa depan Kabupaten Takalar yang lebih baik dan sejahtera.

















