MAKASSAR | SWUARAINDONESIA.COM – Tim Program Kreativitas Mahasiswa skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil melaksanakan pemberdayaan narapidana melalui program inovatif bertajuk Fatherhood Package.
Kegiatan ini digelar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Kota Makassar sejak tanggal 14 Juli hingga 1 Oktober 2025. Program ini bertujuan mendorong transformasi peran ayah di kalangan narapidana, sebuah ranah yang jarang disentuh masyarakat karena berbagai stigma sosial terhadap warga binaan.
Di bawah bimbingan Ibu Umniyah Saleh, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan dipimpin oleh Anatacia Jaqline Benyaminsz (Psikologi’ 23), tim ini terdiri atas Aidillah Khaerani (Psikologi’ 23), Amorita Aisyah Azzah (Statistika’ 23), Wilnalta Willy
Padandi (Manajemen’ 23), dan Bayu Krisna Mukti Kadang (Ilmu Hukum’ 24). Program pengabdian masyarakat ini dituangkan dengan judul “Fatherhood Package: Transformasi Peran Ayah Pada Narapidana melalui Media Audiovisual Berbasis Constructivism Concept Guna Meningkatkan Kualitas Parenting Pasca-Tahanan”.
Program Fatherhood Package merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dirancang untuk meningkatkan kualitas parenting narapidana pasca-tahanan melalui media audio-visual berbasis konsep konstruktivisme. Selama program,
narapidana mendapatkan bimbingan untuk memahami peran mereka sebagai ayah dan bagaimana membangun hubungan yang lebih baik dengan anak-anak mereka.
Melalui program ini, para narapidana tidak hanya belajar mengenai tanggung jawab ayah, tetapi juga diberikan sarana refleksi diri dan strategi membangun hubungan keluarga yang sehat.
Tim PKM-PM Unhas berharap program ini dapat menjadi model pemberdayaan yang berkelanjutan bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia.
Dengan keberhasilan terselenggaranya seluruh rangkaian program Fatherhood Package, Tim PKM-PM Universitas Hasanuddin menunjukkan inovasi dalam pengabdian masyarakat yang menggabungkan pendidikan, psikologi, dan penguatan peran keluarga, sekaligus membuka peluang transformasi sosial bagi narapidana di luar Lapas.
Tim berharap keberhasilan program ini tidak hanya meningkatkan kesadaran dan kemampuan narapidana dalam menjalankan peran mereka sebagai ayah, tetapi juga membangun kepercayaan diri serta motivasi untuk kembali berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat setelah masa tahanan berakhir. Lebih jauh, tim berharap masyarakat dapat meneruskan pendampingan yang telah dimulai melalui program ini dan menerima para narapidana sebagai bagian dari komunitas yang mampu kembali berdaya, memanfaatkan segala pembinaan dan keterampilan yang telah diperoleh selama program.
Dengan dukungan masyarakat, transformasi positif yang dirintis di Lapas tidak berhenti di dalam tembok lembaga, tetapi berlanjut menjadi perubahan nyata dalam kehidupan narapidana, keluarga, dan lingkungan sosial di sekitarnya.
Melalui kolaborasi ini, program Fatherhood Package diharapkan menjadi model pemberdayaan yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi stigma dan membuka peluang bagi narapidana untuk berkontribusi kembali secara produktif di masyarakat.***

















